Seorang yang mengembalakan bukan seorang pemerintah.
“…Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa…” (1 Pet 5:2)
FUNGSI PENATUA – MENILIK
Dalam 1 Tim 3:1 , istilah “penilik” dalam bahasa Yunaninya terdiri atas unsur-unsur yang masing-masing berarti “atas” dan “penglihatan” ; jadi “penglihatan dari atas” , kepenilikan, yang menunjukkan fungsi penilik. Penilik di gereja lokal adalah penatua (Kis. 20:17, 28). Dua sebutan ini mengacu kepada orang yang sama. Penatua menunjukkan orang yang matang, dewasa; penilik menunjukkan fungsi seorang penatua.
MENILIK, BUKAN MEMERINTAH
Dalam 1 Pet 5:2 dikatakan, “Jangan menilik (mengawasi) dengan paksa” (Terj. langsung), ini berarti melakukan penilikan, memperhatikan keadaan dengan rajin.
Bertahun-tahun yang lalu saya mengira bahwa menilik adalah menyelidiki siapa yang salah dan siapa yang benar, siapa yang berlaku baik, dan siapa yang berlaku jelek. Akhirnya saya tahu bahwa menilik terutama adalah masalah menilik “keperluan”.
Contohnya, ketika seorang gembala menilik kawanan domba, yang dia perhatikan bukanlah siapa yang benar dan siapa yang salah; yang dia perhatikan adalah “keperluan” kawanan domba. Penilikannya berhubungan dengan “melindungi” kawanan domba, memimpin kawanan domba, dan memberi makan kawanan domba. Gembala melaksanakan penilikan untuk menyuplai kawanan domba dengan apa yang diperlukan.
Baik Petrus maupun Paulus memakai kata “menilik” (mengawasi). Mereka tidak memakai kata “menguasai” berkenaan dengan para penatua. Menilik adalah mengamati situasi, kondisi, dan keperluan. Ini adalah merawat gereja beserta semua orang beriman.
Para orang tua mengawasi anak-anaknya bukan untuk mencari kesalahan mereka. Para orang tua mengawasi anak-anaknya untuk melindungi dan memelihara mereka. Karena para orang tua mempunyai kasih untuk memelihara anak-anaknya, mereka melaksanakan “pengawasan” atas kegiatan anak-anaknya. Ini tidak berarti para orang tua “menguasai” anak-anaknya, ini berarti para orang tua melindungi dan memelihara mereka dengan mengawasi mereka.
Para penatua harus memahami bahwa Tuhan tidak mengangkat mereka menjadi penguasa-penguasa untuk melaksanakan kekuasaan atas orang lain.
Menguasai orang lain adalah sesuatu yang buruk dan rendah.
Para penatua tidak boleh menguasai siapa pun. Dalam Injil Matius Tuhan Yesus berkata bahwa hanya Dialah Tuhan dan Tuan, dan kita semua adalah saudara (Mat. 23:8, 10). Ini berarti para penatua, para pemimpin, juga tidak lebih dari saudara.
Lebih dari seabad yang lalu, Kaum Saudara (The Brethren) nampak kebenaran ini, menurunkan semua nama denominasi, dan dengan sederhana menyebut mereka sendiri saudara.
Sebenarnya nama “The Brethren” (Kaum Saudara) adalah sebuah nama sebutan yang diberikan kepada mereka oleh orang-orang lain. Di dalam gereja kita semua adalah saudara, dan tidak ada seorang pun yang boleh berkuasa atas siapapun … Dengan konteks di atas kita dapat melihat bahwa menilik (mengawasi) bukan berarti menguasai; bukan berarti menjadi raja.
Dalam hayat alamiah, setiap orang suka menguasai orang lain. Tidak perlu memaksa atau mendesak agar seseorang mau menjadi seorang penguasa. Kata-kata “jangan menilik dengan paksa” (1 Pet 5:2) menyatakan bahwa menilik adalah merawat gereja, bukan menguasainya.
Seperti kata Petrus, para penatua harus menilik “dengan sukarela, sesuai dengan Allah” TL. (1 Pet 5:2) Menilik sesuai dengan Allah berarti menurut sifat, keinginan, cara, dan kemuliaan Allah, bukan menurut kesukaan, kepentingan, dan tujuan manusia.
Para penatua jangan menilik menurut opini, konsepsi, rasa suka atau tidak suka mereka. Sebaliknya, mereka harus menilik menurut pilihan, keinginan, maksud, dan kesukaan Allah. Para penatua harus menilik gereja secara keseluruhan menurut pikiran, perasaan, maksud, dan pilihan Allah. Mereka harus menilik menurut kesukaan dan ketidaksukaan Allah …
Dalam 5:2 Petrus memperingatkan para penatua untuk tidak mencari keuntungan dengan cara-cara yang rendah, tetapi melaksanakan penilikan dengan bergairah. Ini berarti para penatua tidak boleh mengambil keuntungan dari kepenatuaan dan menggunakannya sebagai alat untuk mencari uang. Mereka harus dengan bergairah menilik seperti para orang tua yang dengan bergairah memelihara anak-anak mereka.