” Namun semua orang yang menerima-Nya … menjadi anak-anak Allah … yaitu … orang-orang yang dilahirkan … dari Allah.” (Yoh 1:12-13)
Sesuatu yang “dilahirkan” (bukan diadopsi) pastilah “Sama” dengan “Yang Melahirkannya”. Binatang melahirkan binatang, manusia melahirkan manusia, demikian pula Allah melahirkan “allah”.
Jika domba melahirkan domba, kita tidak boleh berkata : “Domba yang tua adalah domba tetapi anaknya itu bukan domba.” Anak domba itu adalah domba.
Allah adalah Allah, dan anak-Nya pun adalah “allah” dalam hayat dan sifat namun bukan “Allah” dalam ke-Allah-an.
ANAK-ANAK YANG LAHIR DARI ALLAH ADALAH “ALLAH” DALAM HAYAT DAN SIFAT NAMUN BUKAN ALLAH DALAM KE-ALLAH-AN.
Yang dilahirkan pastilah sehayat dan sesifat dengan yang melahirkannya.
– Anak kucing memiliki hayat dan sifat kucing
– Anak manusia memiliki hayat dan sifat manusia
– Anak-anak Allah memiliki hayat dan sifat Allah.
Namun anak-anak Allah (allah-allah) ini bukan Allah dalam ke-Allah-an. (Bukan untuk disetarakan dengan Allah, bukan untuk di sembah dan ditinggikan sebagai Allah)
Contohnya : Seorang anak pastilah sehayat dan sesifat dengan ayahnya. Ayah dan anak itu sama-sama seorang manusia. Namun , di dalam rumah mereka anak-anak tidak dapat menjadi “ayah”, hanya bapanyalah satu-satunya “Ayah” di dalam rumah itu.
Demikian pula anak-anak Allah yang lahir dari Allah adalah “allah” dalam hayat dan sifat namun bukan Allah dalam ke -Allah-an. Anak-anak Allah (“allah-allah”) ini bukan untuk disetarakan dengan Allah, bukan untuk di sembah dan ditinggikan sebagai Allah. Bisakah Anda melihat fakta ini ?
Perbedaannya adalah, anak-anak manusia dalam contoh di atas suatu saat bisa menjadi “Ayah” (kepala Rumah tangga) namun bagi anak-anak Allah, sampai kapanpun tidak akan bisa menjadi Allah dalam “Ke-Allah-an”.
Jadi, anak-anak Allah yang telah dilahirkan sekali lagi dari Allah (Yoh 1:12-13 ; 3:3-7) adalah “allah” dalam hayat dan sifat namun bukan dalam ke-Allah-an.
TUJUAN ALLAH MENJADI MANUSIA ADALAH SUPAYA MANUSIA MENJADI “ALLAH” DALAM HAYAT DAN SIFAT NAMUN BUKAN DALAM KE-ALLAH-AN.
NAMUN, HARI INI #BELUM_NYATA.
“…Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa jadinya kita kelak; akan tetapi, kita tahu bahwa apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia.” (1 Yoh 3:2 TL)
Ayat di atas memberitahu kita bahwa : “apa jadinya kita kelak” adalah “Menjadi sama seperti Dia”, namun hari ini “belum nyata”
Maksud “Belum Nyata” di sini adalah jiwa kita (pikiran, emosi, tekad) belum sepenuhnya di transformasi, dan tubuh jasmani kita belum “Ditransfigurasi”, sehingga kita belum sepenuhnya sama seperti Kristus yang sampai hari ini Dia masih tetap sebagai manusia Allah (Kis 7:55-56) yang mengenakan tubuh kebangkitan.
Walaupun hari ini kita yang telah dilahirkan kembali dari Allah adalah “allah-allah” dalam hayat dan sifat (bukan dalam ke-Allah-an), namun hari ini “Belum Nyata” sepenuhnya.
MASA DEPAN ANAK-ANAK ALLAH YANG GEMILANG.
“..akan tetapi, kita tahu bahwa apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia..” (1 Yoh 3:2)
Frase “apabila Kristus dinyatakan” mengacu kepada “Kedatangan Kristus” yang kedua kali kelak.
Hari ini, kita sudah memiliki hayat dan sifat ilahi, ini merupakan berkat dan kenikmatan besar.
Namun kelak, (jika di zaman ini kita bertumbuh matang dalam hayat melalui proses transformasi) kita akan sepenuhnya “..menjadi sama seperti Dia (dalam roh, jiwa dan tubuh) ” (1 Yoh 3:2), yakni mengemban rupa-Nya. Ini merupakan suatu berkat dan kenikmatan yang paling puncak
Ini menunjukkan bahwa anak-anak Allah memiliki masa depan yang sangat gemilang dengan berkat yang lebih baik : kita tidak hanya memiliki sifat ilahi, tetapi juga akan memiliki rupa ilahi.
Karena kita adalah anak-anak Allah, kita pasti akan sepenuhnya serupa dengan “Anak Sulung Allah” dalam kematangan hayat, ketika Dia menyatakan diri.
“…Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi, kita tahu bahwa apabila Kristus adinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia.” (1 Yoh 3:2)
Semoga sekarang kita bisa lebih melihat arti “Menjadi Serupa Dengan Kristus”
Rm 8:28 “…semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. “
Kej 1:26 : “…Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita..”