Bangsa Israel menyalahgunakan apa yang Allah berikan kepada mereka dan memakainya untuk hiburan dan kesenangan mereka. Penyembahan anak lembu emas adalah semacam hiburan dan kesenangan. Bani Israel menghibur mereka dengan berhala ini. Keluaran 32:4, 6 mengatakan,
“… dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan…Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan berolahraga (LAI : Bersukaria) ” – Kel 32:4, 6 tl.
Kita perlu mengingat bahwa Anak lembu emas bukanlah berhala orang kafir, karena itu dibuat oleh seorang imam besar Harun, imam besar yang ditunjuk oleh Allah. Selain itu, Harun membuat anak lembu itu bukan dalam nama dewa-dewa asing, melainkan dalam nama TUHAN. Dan lagi, Harun memimpin bani Israel menyajikan kurban persembahan kepada Allah, mereka “menyembah” Allah, bukan menyembah dewa-dewa asing. (Baca Kel 32:4, 6, 8]. Jadi, berhala anak lembu, menggambarkan “berhala umat tebusan Allah”.
CARANYA BENAR TETAPI SASARANNYA BERHALA.
Tentang “lembu emas” itu, Harun berkata, “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!” (Kel 32:4 ; cf ay 6, 8] Jadi, umat Allah itu menyembah satu berhala “dalam nama” TUHAN Allah mereka.
Kemudian Ayat 5 mengatakan bahwa ketika Harun melihat hal itu, “Didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu. Berserulah Harun, katanya: “Besok hari raya bagi TUHAN!” Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan” (ayat 6).
Di sini kita dapat melihat, cara mereka menyembah benar, namun sasaran penyembahannya salah. Bani Israel telah mengubah sasaran penyembahan mereka dari Allah yang sejati kepada berhala lembu emas.
PENYEMBAHAN CAMPURAN
Kita dapat mengatakan bahwa penyembahan anak lembu emas di kaki Gunung Sinai ini adalah penyembahan campuran, karena anak lembu disembah cara penyembahan yang benar dan dengan kurban yang benar, tetapi sasaran penyembahannya salah. Inilah yang kita maksudkan dengan campuran.
Dalam kekristenan hari ini terdapat banyak sekali percampuran dalam penyembahan terhadap Allah. Banyak orang Kristen menyembah “berhala anak lembu”, namun mereka mengira bahwa mereka menyembah Tuhan Yesus yang sejati.
Kita perlu mempertanyakan penyembahan kita sendiri. Murnikah penyembahan kita atau adakah campuran di dalamnya ?
MAKNA PENYEMBAHAN BERHALA ANAK LEMBU :
MENYEMBAH BERHALA KENIKMATAN, MAKAN, MINUM, OLAH-RAGA, BERNYANYI, DAN MENARI.
Mengapa umat Israel tidak membuat patung Musa, gambar kuda, atau gambar binatang yang lain ? Di sini kita perlu melihat makna yang terkandung dalam gambaran “berhala anak lembu”.
ANAK LEMBU MELAMBANGKAN KENIKMATAN.
Anak lembu bukanlah untuk membajak tanah, bukan untuk digunakan menarik gerobak. Fungsi anak lembu hanyalah untuk kenikmatan, khususnya untuk dimakan.
Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, anak lembu dipakai untuk menjamu tamu. Dalam Kejadian 18, Abraham mengolah anak lembu tambun untuk tamu-tamunya, dan pada perumpamaan dalam Lukas 15, sang ayah menyuruh menyembelih anak lembu tambun ketika anak yang hilang itu kembali. Sebab itu, anak lembu melambangkan kenikmatan. Namun dalam Kel 32, Israel menjadikan anak lembu sebagai berhala, ini melambangkan orang Kristen hari ini yang menjadikan kenikmatan-kenikmatan mereka sebagai berhala mereka. Situasi ini mirip dengan yang dikatakan oleh Yeremia dalam Yer 2:13, dimana Israel “menggali kolam bagi mereka sendiri..” Kolam mereka sendiri di sini melambangkan “kenikmatan mereka sendiri”.
PENYEMBAHAN KENIKMATAN MAKAN, MINUM, BEROLAH RAGA, BERNYANYI DAN MENARI.
Penafsiran makna berhala anak lembu emas ini dipertegas oleh Keluaran 32:6, hari ini ada banyak orang menyembah “anak lembu”, yaitu kenikmatan mereka.
Menurut Kel 32:6 bani israel menikmati makan, minum dan berolah-raga di depan berhala anak lembu emas itu.
“Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan berolah-raga (Lai : bersukaria)…” (Kel 32:6 TL)
Banyak penyembahan orang Kristen saat ini merupakan perkara duduk makan dan minum serta berolahraga, menyanyi, dan menari. Pada akhir pekan banyak orang Kristen hanya mempedulikan acara makan, minum di luar, dan kesenangan berolahraga.
Menurut Kel 32:18, Musa mendengar suara nyanyian dan menurut ayat 19, ia “melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari.”
Selain kesenangan-kesenangan makan, minum, dan bermain olahraga, orang-orang itu menyanyi dan menari. Semuanya terjadi di depan patung anak lembu emas. Inilah kenikmatan-kenikmatan yang menggantikan “anak lembu kita yang sejati”, Kristus. Kenikmatan apapun bagi kita yang melebihi Kristus, itu adalah berhala anak lembu emas.
HAL-HAL YANG BUKAN PERKARA DOSA, TETAPI MENJADI BERHALA KENIKMATAN
Gambaran dalam Kel 32 ini menunjukkan bahwa anak lembu itu melambangkan berhala kenikmatan, seperti bani Israel menyembah apa yang mereka nikmati.
Makan dan minum, bermain dan berolah raga, menyanyi dan menari, bukanlah perkara dosa, tetapi Iblis justru lebih senang menggunakan hal-hal yangbtidak berdosa untuk dia jadikan berhala kenikmatan kita.
MIRIP DENGAN ASLINYA
Kalau Anda terpaksa berdebat dengan penyembah berhala hari ini mengenai ini, mungkin ia akan berkata, “Kami tidak menyembah berhala. Kami menikmati berkat Tuhan dan kami menyembah Tuhan, kami sedang berpesta dengan Tuhan. Bagaimana Anda dapat mengatakan kami menyembah berhala?”
Ya, segalanya mungkin mirip dengan yang asli, sepertinya Allahlah yang sebenarnya disembah. Namun, sesungguhnya Allah bukanlah sasaran penyembahan. Sebaliknya, ada anak lembu emas sebagai pengganti Allah yang sejati.