MissionAntipas.com

Iblis itu ‘BAIK’ dan ‘MENGASIHI TUHAN’

Share/Bagikan menggunakan

Dengan mempelajari sebuah prinsip penting yang terdapat dalam Mat 16, kita akan bisa melihat bahwa judul di atas tidaklah berlebihan.
Dalam Matius pasal 16 : “Tuhan Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” (ay.21).
Mendengar itu, timbulah “kasih”dan “kepedulian” di dalam pikiran Petrus, dan dia menarik Tuhan Yesus dan berkata, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” (ay.22)


Bagaimana reaksi Tuhan ? 

Tuhan tidak memalingkan wajah-Nya ke arah langit tempat tinggal malaikat-malaikat yang memberontak, yang mengikuti Iblis dalam pemberontakannya (Ef 6:12), tetapi Tuhan berpaling ke arah wajah Petrus dan berkata : “Enyahlah engkau Iblis..!” (Mat 16:23).
Apa artinya ini ? Itu berarti saat itu Petrus bersatu dengan Iblis. Namun yang mengherankan adalah, ekspresi Iblis melalui Petrus adalah “Kasih Petrus terhadap Yesus”.


PIKIRAN BAIK PETRUS ADALAH PIKIRAN IBLIS

“Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus : “Enyahlah Iblis…, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang #dipikirkan #manusia.” (ay23) 
Coba Anda perhatikan frase “yang dipikirkan manusia”. Alasan Yesus menyebut Petrus adalah Iblis karena Petrus memikirkan “yang dipikirkan manusia”. Yesus tidak berkata bahwa Petrus memikirkan pikiran Iblis, melainkan Petrus memikirkan pikiran manusia.
Mengapa Yesus tidak berkata bahwa Petrus memikirkan “yang dipikirkan Iblis” ? melainkan “yang dipirkan manusia” ? Ini berarti di mata Yesus, pikiran manusia adalah Iblis.
Jadi kita bisa melihat di sini bahwa : “Jika pikiran kita adalah “pikiran manusia” dan bukan pikiran Allah maka di mata Tuhan itu adalah pikiran iblis.” 

BAHKAN “DIRI SENDIRI” (ego) ADALAH IBLIS.

Kemudian Tuhan Yesus melanjutkan lagi, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya…”
Di sini Tuhan tidak berkata bahwa Petrus harus menyangkal iblis, tetapi harus “menyangkal #dirinya sendiri”. 
Mengapa Yesus tidak menyuruh Petrus “Menyangkal Iblis ?” Mengapa justru yang harus disangkal itu “diri kita sendiri ?”
Menurut pikiran alamiah kita seharusnya Yesus berkata bahwa Petrus harus “menyangkal Iblis”, tetapi di sini Yesus berkata bahwa Petrus harus “menyangkal dirinya sendiri”. Jadi siapakah Iblis di sini ? Si Satan atau diri Petrus sendiri ? Jawabannya adalah, “Iblis itu adalah diri Petrus sendiri“.
Di sini Petrus mewakili kita. Iblis bersembunyi di dalam “maksud baik” di pikiran alamiah diri sendiri, pikiran manusia yg terpisah dengan Allah. Bahkan , Iblis dibalik “kasih dan kepedulian” Petrus terhadap Yesus.


PIKIRAN YANG BERASAL DARI DIRI SENDIRI ADALAH IBLIS

Mungkin ada orang berkata, Petrus baik sekali, ia sungguh-­sungguh mengasihi Tuhan. Tetapi Tuhan berkata bahwa ia adalah Iblis, karena dia memikirkan apa yang dipikirkan manusia.
Di sini Tuhan memperlihatkan kepada kita, Iblis bersembunyi di dalam pikiran baik manusia. Walaupun pikiran kita baik, bukan jahat, tetapi jika itu berasal dari diri sendiri itu adalah Iblis. 
Jadi, jika kita mau mengalahkan Iblis, harus menyangkal diri sendiri, menyangkal pikiran sendiri. Itulah sebabnya setelah Yesus berkata bahwa Petrus adalah Iblis, Yesus melanjukan dengan berkata : “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya…dan mengikut Aku.” (Ay.24)


JANGAN PERCAYA DIRI ANDA SUDAH MENGASIHI TUHAN 

Jika kita mau dapat dipakai Tuhan, kita harus keluar dari maksud pikiran manusia dan masuk ke dalam pikiran Allah. Allah menghendaki Tuhan Yesus pergi ke Yerusalem untuk mati. Kasih Petrus yang demikian kepada Tuhan adalah menurut apa yang dipikirkan manusia.
Jangan mengira asal mempunyai hati yang mengasihi Tuhan sudahlah cukup. Asal ada hati melayani Tuhan sudahlah cukup. Di sini kita bisa melihat, ada kalanya kasih manusia kepada Tuhan mungkin berasal dari apa yang dipikirkan manusia.

IBLIS BISA “MELAYANI” ALLAH.

Mungkin kita banyak mengerjakan pekerjaan Tuhan, banyak pelayanan, tetapi dalam pandangan Tuhan, semuanya tidak terhitung bahkan itu Iblis.
Sebab itu, kita harus memikirkan apa yang dipikir Allah, jangan memikirkan apa yang dipikir manusia. Inilah pelajaran yang Tuhan kehendaki kita pelajari. Kalau Anda bisa keluar dari maksud manusia dan masuk ke dalam maksud Allah, Anda boleh dikata sudah belajar melayani.
Yang perlu kita pelajari adalah bagaimana kita bisa keluar dari pikiran diri sendiri dan masuk ke dalam pikiran Tuhan, dan keluar dari sifat diri sendiri dan masuk ke dalam (sifat) Allah sendiri.

Baca buku : “Melayani di dalam Roh”.

Share/Bagikan menggunakan