Hubungan yang normal antara kaum beriman dengan Tuhan adalah “Saling menikmati”. Kita menikmati-Nya dan Diapun menikmati kita (Kid 4:10).
Jika Anda melayani-Nya, namun tidak menikmati-Nya, maka hubungan Anda dengan Dia tidak normal.
Jika Anda menikmati pertolongan-Nya, berkat-berkat-Nya, namun Anda tidak mengalami “kenikmatan akan Dia”, maka hubungan Anda dengan Tuhan belum normal.
KESAKSIAN-KESAKSIAN “YANG UMUM” DI KALANGAN KEKRISTENAN
Ada seorang saudari bersaksi bahwa suaminya telah kehilangan pekerjaannya, dan mereka tidak mampu membayar uang sewa rumah. Selain itu, anak mereka sakit. Dia berkata bahwa dia berdoa kepada Tuhan tentang situasi itu.
Kemudian dia bersaksi bahwa dia sangat memuji Tuhan karena Tuhan menjawab doanya dengan memberi suaminya pekerjaan yang baik, menyediakan tempat tinggal yang lebih baik bagi mereka, dan bahkan menyembuhkan anak mereka. Dan dia memproklamirkan : “Haleluya, Tuhan Yesus sungguh baik, Dia hidup dan berkuasa…! ”
Kesaksian macam ini bukanlah kenikmatan akan Tuhan.
KESAKSIAN SEJATI TENTANG MENIKMATI TUHAN
Orang yang benar-benar menikmati Tuhan akan bersaksi seperti ini :
Sekian lama saya telah berdoa kepada Tuhan, dan beberapa bulan telah berlalu, tetapi Tuhan masih belum melakukan apa pun bagi keluarga saya. Tetapi aku dapat bersaksi dalam situasi seperti ini aku sedang menikmati Dia sebagai anugerah-ku, aku tetap berbahagia….
Oh, betapa saya menikmati Tuhan. Saya telah mengalami sedikit dari apa yang Paulus alami ketika dia meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan “Duri” itu dan Tuhan menolak sambil berkata bahwa anugerah-Nya cukup bagi Paulus. (2 Kor 12:7-9)
Oh, saya baru menyadari bahwa saat itu Tuhan mendorong Paulus untuk menikmati anugerah-Nya. Saya dapat melihat, Allah meletakkan Paulus ke dalam suatu lingkungan yang khusus sehingga dia “Dipaksa” untuk menikmati anugerah-Nya.
Oh, Tuhan tidak menyingkirkan duri itu. Di satu pihak, Paulus menderita karena duri itu. Tetapi di pihak lain, dia menikmati anugerah Tuhan yang menopang dia.
Ketika orang lain mengetahui situasi kami, mereka berkata kepada kami, “…Apa ini ?” Di manakah Yesus-mu ? Apakah Tuhan-mu benar-benar hidup dan nyata ? Mengapa Tuhan-mu tidak melakukan segala sesuatu bagimu?
Namun… tidak peduli apa yang orang lain katakan kepadaku, ajaib…! aku terus dapat menikmati anugerah Tuhan , “aku merasa puas dan bahagia…””
Inilah “Kesaksian Sejati” tentang “Mengalami dan Mengecap” bahwa Tuhan itu baik.
Seringkali, semakin kita berdoa, semakin banyak kesulitan yang kita alami. Tetapi, banyak saudara kita yang dapat bersaksi bahwa “semakin sulit situasi di sekitar, mereka dapat semakin berbahagia di dalam batin.”
Setelah kita mengalami Tuhan semacam ini, maka kita benar-benar telah “menikmati Tuhan”
MUJIZAT MUNGKIN DARI TUHAN, TETAPI “BUKAN TUHAN ITU SENDIRI”
Menikmati Tuhan berbeda dengan mengalami mujizat-mujizat yang bersifat luaran, menikmati Tuhan adalah menikmati Hayat-Nya sendiri yang merawat hayat batini kita.
Jika roh kita “Terawat”, kita dapat menghadapi ujian kekayaan juga ujian kemiskinan. Baik dalam lingkungan yang menyenangkan atau lingkungan yang sulit. Perawatan dalam batin ini adalah “Kenikmatan Sejati” akan Tuhan.
Hubungan Normal di antara Tuhan dan kaum beriman adalah “saling menikmati”
Tinggalkan Balasan