“…Demikian pula Tuhan telah menetapkan bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu..” (1 Kor 9:14)
Paulus berkata, bahwa pekerja beroleh upah itu wajar, dan pemberita Injil harus hidup dari pemberitaan Injil (I Kor. 9:14). Itu benar. Tetapi apa maksud pemberita Injil harus hidup dari pemberitaan Injil? Apakah itu berarti ia menerima suplai tetap dari manusia, ataukah menerima gaji dari gereja? Tidak.
Ketika Paulus mengucapkan kata-kata ini, sama sekali tidak terkandung maksud menerima gaji seperti hari ini. Maksud Paulus ialah pekerja Allah boleh karena menginjil menerima kiriman/pemberian dari orang (Flp. 4:18). Ini sifatnya tidak berkala (gaji tetap), tidak tentu banyaknya, tanpa kewajiban dan tanpa paksaan. Hal tersebut tak lain dikarenakan hati kaum imani tergerak oleh kasih Allah sehingga rela mengirimkan kebutuhan hidup kepada pekerja Allah.
Meskipun pekerja menerima kiriman itu dari tangan kaum imani, mereka tetap menengadah kepada Allah. Hati mereka bersandar kepada Allah, mata mereka memandang kepada Allah dan karena Allah mengabulkan doa mereka, maka Ia menggerakkan hati saudara untuk memberi kiriman kepada mereka agar mencukupi kekurangan mereka. Menerima kiriman uang secara demikianlah yang dimaksud hidup dari pemberitaan Injil.
PELAYAN ORGANISASI ? ATAU PELAYAN ALLAH ?
Ketika berada di Tesalonika, Paulus menerima kiriman dari gereja di Filipi (Flp. 4:16), dan ketika berada di Korintus, ia menerima bantuan dari Makedonia (II Kor. 11:9). Hal itu adalah semakna. Jadi, hidup dari pemberitaan Injil bukan mengacu kepada suplai tetap (gaji) yang ditanggung oleh gereja.
Di sinilah letak persoalannya: dari manakah sebenarnya pekerja utusan Allah itu beroleh suplai hidup mereka? Ya, pemberita Injil harus hidup dari pemberitaan Injil, pekerja menerima upah itu wajar. Tapi untuk siapakah sebenarnya mereka memberitakan Injil? Dari siapakah sebenarnya mereka menerima upah?
Jika mereka pekerja gereja (organisasi), mereka boleh mengambil gaji dari gereja (organisasi). Jika mereka pekerja Allah, mereka hanya boleh menerima suplai dari Allah, tidak boleh “Meminta Gaji” kepada gereja.
(“Gereja bukan organisasi. Penyebab kemerosotan “Iman” para pelayan Tuhan adalah karena kemerosotan gereja menjadi organisasi)
KEMAUAN SENDIRI ? ATAU PANGGILAN ALLAH ?
… Allah adalah Tuan segala pekerjaan, maka Ia pasti akan menanggung semua kewajiban keuangan mereka. Semua persoalannya tergantung pada adakah panggilan Allah atau adakah pengutusan Allah. Jika ada panggilan dan pengutusan Allah, maka Allah harus menanggung semua kewajiban keuangan pekerjaan Anda, dan Anda boleh hidup dari pemberitaan Injil Anda. Allah pasti akan mengabulkan doa Anda, dan menggerakkan hati saudara untuk memberi kiriman, untuk mencukupi kebutuhan hidup Anda. Kalau bukan diutus Allah, melainkan tekad kemauan Anda sendiri, maka mungkin saja Anda tidak dapat hidup dari pemberitaan Injil, karena Allah tak mau bertanggung jawab atas segala kekurangan Anda.
ANDA SENDIRI YANG MAU PERGI ? ATAU ALLAH YANG MENGUTUS ANDA PERGI ?
Ketika saudari M. E. Barber bermaksud datang ke Cina untuk melayani Tuhan, ia dapat merasakan betapa ia akan menjadi seorang yang sebatang kara di negeri asing dan sulit bersandar kepada Allah. Maka ia minta petunjuk kepada Wilkinson yang kaya pengalamannya di dalam Tuhan. Wilkinson berkata, “Merantau sebatang kara di negeri asing yang jauh itu bukan masalah. Masalahnya hanya satu, yakni: Anda sendiri yang mau pergi, atau Allah yang mengutus Anda pergi?” Saudari Barber menjawab, “Allah yang menghendaki aku pergi.” Wilkinson berkata, “Jika demikian, Anda tidak perlu bertanya apa-apa lagi. Karena Allah yang menyuruh Anda pergi, Allah pasti bertanggung jawab terhadap Anda. Anda tak perlu bertanya kepadaNya bagaimana cara Dia bertanggung jawab terhadap Anda. Tapi jika Anda sendiri yang ingin pergi, akibatnya pasti keaiban dan kemiskinan.” Sudahkah Anda nampak, apakah yang memungkinkan Anda hidup dari pemberitaan Injil ?
(Watchman Nee – Penghidupan Gereja Yang Normal )
INGIN MELAYANI ALLAH JUGA INGIN UANG
Kesulitan kita para pelayan Tuhan hari ini ialah, di samping ingin melayani Tuhan , kitapun menginginkan uang.
Uang bisa mengendalikan orang. Siapa yang memegang uang akan berkuasa. Jika seorang pelayan “tuhan” mendengar “suara uang” orang, iapun akan mendengar suara perkataannya, itu pasti …!
Tidak ada orang yang menerima uang orang tanpa menerima pengaturannya, dan imannya akan bertumpu pada si pemegang uang. Begitu iman kita bertumpu pada seseorang, sejak saat itu pula kita tidak mungkin melakukan pekerjaan pelayanan bagi Tuhan yang sama sekali tidak dipengaruhi orang.
Tinggalkan Balasan